
13 Juli 2025
Jakarta — Di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap krisis iklim dan pencemaran lingkungan, gaya hidup low waste atau hidup dengan minim sampah kini semakin populer, terutama di kalangan Generasi Z. Mereka bukan hanya membicarakan isu lingkungan di media sosial, tetapi juga menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dari penggunaan tote bag, wadah makan stainless, hingga membeli produk isi ulang, generasi muda menunjukkan bahwa hidup ramah lingkungan bukan sekadar tren—tapi komitmen jangka panjang.
Komunitas dan Konten Edukasi Berperan Penting
Platform seperti Instagram dan TikTok menjadi wadah efektif untuk menyebarkan semangat low waste. Influencer muda seperti @ramahhijau dan @sadarplastik aktif membagikan tips penggunaan ulang, DIY eco-product, hingga tutorial membuat kompos di rumah.
“Kami sadar, bumi kita sudah kepanasan. Kalau bukan kita yang berubah, siapa lagi?” kata Livia (23), mahasiswi pecinta lingkungan dari Tangerang.
Bisnis Lokal Mengikuti Tren
Melihat antusiasme pasar, banyak pelaku UMKM mulai beralih ke kemasan ramah lingkungan. Cafe-cafe mulai menawarkan diskon bagi pelanggan yang membawa tumbler sendiri, sementara supermarket mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan memperluas bagian refill.
Peran Sekolah dan Kampus
Sejumlah sekolah dan universitas juga telah mulai menerapkan program bebas plastik, bank sampah digital, dan gerakan daur ulang kertas. Kegiatan ini mendorong partisipasi aktif siswa dan mahasiswa dalam menjaga lingkungan sekitar.
Kesimpulan
Gaya hidup low waste yang kini berkembang pesat bukan hanya memberikan harapan baru bagi bumi, tetapi juga menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia mampu menjadi agen perubahan. Dari hal kecil, mereka memulai langkah besar untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.