“Taman Nasional Tanjung Puting: Surga Orangutan dan Ekowisata di Kalimantan Tengah”

6 Juli 2025
Di jantung Kalimantan Tengah, terdapat kawasan hutan tropis yang menjadi rumah bagi spesies langka dan tempat riset konservasi paling terkenal di Asia Tenggara—Taman Nasional Tanjung Puting. Terkenal sebagai habitat alami orangutan Kalimantan, taman nasional ini merupakan surga bagi pecinta alam, peneliti, dan wisatawan yang ingin menyatu dengan keheningan rimba serta melihat langsung satwa liar di habitat aslinya.
Dengan luas sekitar 415.000 hektare, Tanjung Puting tak hanya menawarkan keindahan ekologis, tetapi juga pengalaman ekowisata berbasis pendidikan dan pelestarian alam.
Habitat Orangutan dan Keanekaragaman Hayati
Tanjung Puting adalah salah satu tempat terakhir di dunia di mana orangutan (Pongo pygmaeus) masih bisa hidup bebas di alam liar. Lebih dari 5.000 individu diperkirakan tinggal di taman ini.
Selain orangutan, taman nasional ini juga dihuni oleh:
-
Bekantan (monyet berhidung panjang yang endemik Kalimantan)
-
Lutung merah, owa, dan kera ekor panjang
-
Kucing hutan, buaya muara, dan biawak
-
Ratusan jenis burung seperti elang laut, rangkong, dan kingfisher
-
Flora unik seperti pohon meranti, kantong semar, dan hutan rawa gambut
Wisata Susur Sungai dengan Klotok
Salah satu cara terbaik menjelajahi Tanjung Puting adalah menggunakan perahu klotok, kapal kayu tradisional yang telah dimodifikasi untuk wisata:
-
Menyusuri Sungai Sekonyer selama 2–4 hari
-
Menginap di atas klotok, lengkap dengan dek tidur terbuka dan dapur
-
Menyaksikan orangutan, bekantan, dan burung liar di tepi hutan
-
Menikmati matahari terbenam dan kabut pagi di atas sungai yang tenang
Perjalanan ini memberi pengalaman intim dan damai, jauh dari kebisingan kota.
Pusat Rehabilitasi Orangutan Camp Leakey
Didirikan oleh Dr. Biruté Mary Galdikas, ahli primata dunia, Camp Leakey adalah pusat rehabilitasi orangutan yang telah menyelamatkan ratusan individu sejak 1971. Di sini, wisatawan bisa:
-
Melihat proses pelepasliaran orangutan ke hutan
-
Mengunjungi feeding station (tempat pemberian makan)
-
Belajar langsung dari peneliti dan ranger
-
Menyadari pentingnya pelestarian hutan tropis untuk masa depan bumi
Akses dan Waktu Terbaik
-
Pintu masuk utama: Pelabuhan Kumai, Pangkalan Bun
-
Penerbangan domestik tersedia dari Jakarta atau Semarang ke Bandara Iskandar
-
Waktu terbaik berkunjung: Juni – September saat musim kemarau dan aktivitas satwa tinggi
Tips Bertanggung Jawab Saat Berwisata
-
Jangan memberi makan atau menyentuh satwa liar
-
Gunakan pemandu resmi dan ikuti jalur yang ditentukan
-
Hindari penggunaan plastik sekali pakai
-
Dukung ekonomi lokal dengan membeli produk UMKM sekitar taman
-
Jangan membuang sampah sembarangan dan jaga ketenangan alam
Peran Tanjung Puting dalam Konservasi Dunia
Tanjung Puting bukan hanya kebanggaan Kalimantan, tetapi juga simbol global untuk upaya pelestarian hutan hujan tropis dan primata besar. Keberhasilan program rehabilitasi orangutan di taman ini menjadi rujukan internasional, serta menunjukkan bahwa pariwisata dan konservasi bisa berjalan berdampingan.
Penutup
Taman Nasional Tanjung Puting adalah lebih dari sekadar destinasi wisata—ia adalah pelajaran hidup tentang harmoni, ketahanan alam, dan peran manusia dalam menjaga bumi. Bagi siapa pun yang pernah menyusuri Sungai Sekonyer dan menatap mata orangutan dari kejauhan, pengalaman itu akan membekas selamanya. Sebab di tengah hutan Kalimantan, kita tidak hanya menemukan satwa liar, tapi juga kesadaran akan masa depan bersama.