Rayyan Arkan Dikha, seorang bocah berusia 11 tahun asal Kuantan Singingi, Riau, Indonesia, telah menjadi sensasi global berkat tarian uniknya yang dikenal dengan sebutan “Aura Farming”. Fenomena ini bermula dari video singkat yang diunggah ke TikTok pada Januari 2024, menampilkan Rayyan menari dengan percaya diri di ujung perahu panjang dalam lomba tradisional Pacu Jalur. Gerakan khasnya, yang mencerminkan ketenangan dan karisma, segera menarik perhatian warganet dan menjadi viral di berbagai platform media sosial.Editor News+2Instagram+2brubraja+2The Times of India+3brubraja+3Poskota+3
Istilah “Aura Farming” sendiri merujuk pada kemampuan seseorang untuk memancarkan aura positif dan percaya diri secara alami, tanpa usaha yang terlihat. Gerakan Rayyan yang spontan dan ekspresif di atas perahu dianggap sebagai contoh sempurna dari konsep ini, sehingga banyak pengguna media sosial, termasuk selebriti dan atlet internasional, menirukan gerakannya sebagai bagian dari tren global .brubraja
Peran Rayyan dalam tradisi Pacu Jalur adalah sebagai “Tukang Tari” atau penari di ujung perahu, yang bertugas memberikan semangat kepada para pendayung. Meskipun peran ini sudah ada sejak lama, penampilan Rayyan yang enerjik dan penuh percaya diri telah membawa perhatian baru terhadap budaya lokal Riau .The Times of India+6brubraja+6Editor News+6
Atas kontribusinya dalam mempromosikan budaya Indonesia ke dunia internasional, Rayyan diangkat sebagai Duta Pariwisata Provinsi Riau dan diberikan beasiswa pendidikan. Selain itu, ia juga dijadwalkan untuk tampil dalam Festival Pacu Jalur Nasional pada Agustus 2025 mendatang .brubraja
Fenomena “Aura Farming” yang dipopulerkan oleh Rayyan tidak hanya menunjukkan betapa kuatnya pengaruh media sosial dalam memperkenalkan budaya lokal ke kancah internasional, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan dan membanggakan warisan budaya bangsa.